Minggu, 18 Desember 2011

Malam Minggu Miliku

Malam minggu ini, aku tersudut di kamar....
Dari celah-celah waktu  yang terbang tak menentu
aku meminjam mega, untuk menggambar wajahmu,
bersudut bunga ranum, terselip pada tiap nyanyi hatimu
maka berilah aku senyum,
meski hanya sebuah lembayung senja

Di malam minggu ini, aku menghela nafas
Dari dadaku yang tersengal, merindu kabar burung,
yang menusukan pandangnya dari balik awan
tentang kamu,
tentang mozaik hati antara kita
yang tak kentara, kau torehkan dalam benakmu

Aku bertanam sekuntum asa, dalam bunga
sekar kusuma adji
yang merona secerah pelangi. Engkau menghempaskan
sehingga langit biru bertepi jelaga,
aku menjaring nyanyian parau dari
daun-daun palma yang mencibirku

Di malam minggu ini, hanya kutemui sisi hati
yang entah dimana aku meletakanya,
atau yang kau pilih harus sebuah kamar berkelambu
jingga, tempat sang pangeran membasuh kaki
dengan kembang setaman
menuju kereta kencana malam,
tanpa ragu mengarungi pekatnya malam.

Di malam minggu ini aku pilih tepi malam
Untuk ku ajak saling menyodorkan seloroh
Tentang hati yang tak bertaut   pada sebuah makna
 tanpa sayap yang mengantarku...membuka jendela langit
hingga mampu aku mensunggu pagi

Di malam minggu ini, akan kuakhiri
Menepiskan kehadiranmu, walau untuk membasuhkan
air embun...untuk sebuah guratan hati
berisi   sebuah perjalanan.... (Semarang, 17 Desember 2011).

Pelacur dan Kunang Kunang

Di malam minggu
Pelacur tua merebahkan sebagian punggungnya
pada rumput meranggas, berteman belalang
di tengan padang hitam
Pelacur muda menghitung hari,karena dialah
yang memiliki hari.

anang indrianto
Pelacur tua hanya mampu meminjam rembulan
Seribu kunang-kunang bergemerlap menghipnotis
liuk tubuh pelacur  muda.
Pelacur tua mulai mengimpikan istana di baik
cakrawala, berpagar bunga melati

pelacur muda merenda sutra
untuk tepian gaunnya
agar malam menerbangkannya.....  ( Semarang, 18 De2011).

Aku Tak Mau

Biarlah aku berlari....
Sekencang mungkin
Walau harus ke batas bumi
Biarlah aku....
Tak mau menghirup
Air dahaga yang kau minta
Biarlah aku.... ( Semarang, 18 De2011).

Isabella

Kau putri dari negeri seribu raja
Bergaun lukisan wajah alam
Saat bulan bermanja melempar cahaya bintang
Kaupun datang meminang cumbu rayuku
Di atas kereta raja,
Kita saling berhias kuning mentari
Kau tersenyum,
Akupun terbangun dari mimpi ..... ( Semarang, 18 De2011).