Sabtu, 31 Desember 2011

Tersekap di Tahun 2012

puspa prasasti aji
Hari ini , aku meminang hari
Hari pertama aku menginjak tahun 2012 dalam benang
biru,  berujung simpul asa berkait pada rongga dada
yang lapang......
Istriku tersenyum berseri,  anaku lelah
semalam mencandai terompet dan kembang api
akupun masih kenyang dengan roti bakar dan
segelas kopi panas semalam.

Gerimis  membungkam pekik terompet
Juga  memberiku halaman baru...menyodoku
agar terus memutar roda hidup, dalam birama
Jalan panjang berliku, seperti tubuh Ular Naga
Namun berbagai warna tubuhnya belum aku kenal

Kubalas dengan metamorfosis suka duka
Dengan nadi jantung yang memburu tirai kelam tersingkap
Pagar bambu halaman rumahpun ikut menyentak
Dalam protes tepi jaman yang tak mampu kupandang
Namun beruntung embun pagi
Terus menyapaku
Menyejuk urat nadi istriku
Memberikan ikatan bunga untuk anaku

Membeningkan pandang mataku
Yang tak lagi menelanjangi guratan nasib
Yang menghisapku pada nyanyian burung parau
Sehingga mengemas resah,
Melumat sisi jantungku
Menyucapkan selamat tdur
Meski kedua mata hanya terpencing

Aku bangun dalam bingkai 2012, sebuah misteri...
Dalam kado bahagia, tanpa “Solar Flare” atau “Green House Effect”
Tanpa melempar hujat pada korutor
Atau kolektor uang negara

Aku tetap terpingit, pada nyanyian padang
Masih berlantai tanah merah berhias belukar
hanya belalang yang berhasrat menyegerakan berputarnya
bumi menyergap matahari. Namun inilah
bilah yang aku punya untuk memburu embun pagi
dalam basuh wajah yang segar berseri
menjemput benang lurus 2012

(Semarang, 1 Jan 2012)