Selasa, 31 Januari 2012

Saat Hari Telah Kau Kayuh dengan Pagi


saat telah sembuh telapak kakimu
dari tajamnya duri yang kau pinang sendiri
aku bawakan senampan hiasan hari
agar lebih akrab engkau dengan pagi~tanpa kedurjanaan
bukankah harus kau tawarkan semua
sembilu yang, menyudutkan hatimu

tak lupa satu bait selamat pagi,
aku hujamkan pada tepi hatimu
engkaupun merobek wajah pagi
dengan untaian mawar merah yang kau selip
pada kain beludru tirai ranjang pengantin kita

kedua lengan ini menjadi kencang
karena pagi masih membentang dalam jalan panjang
meliuk ~ menjadi pematang tanah liat,
yang licin dan mengusung sebuah cermin
agar kau pandai bergincu, meski dengan merah mawar
lebih aku suguhkan, dengan putih melati
seperti hari ini, yang kau kayuh di tengah pagi

(Semarang, 1 Pebruari 2012).