Kamis, 02 Februari 2012

Tuhanku


Tuhan, aku datang lagi
Dengan kemasan kado berbalut kain pasrah
Telah meluruh bintang-gemintang
Saat aku pingit di kering tenggrokanku

Aku dengan genggaman yang longgar
Saat menerkam semua belantara bermanik hitam
Melilit dan memelantingkan, hingga
tinggal satu dua nafas yang aku punguti
Lantas aku ikat dalam ikatan bunga ibadah
Hingga aku tersungkur
Menelan ludahku sendiri

Aku dalam ritmis yang sahaja
Mengokohkan AsmaMU, di tiap rentangan angan
Berbatas tiada dan tiada
Engkaupun datang dalam bahasa angin, hujan dan debu
Namun hanya batas pandangku yang dapat
kuhadirkan ~Engkau tiada terkira
gemerlap semua puncak gunung dan padang
untuk menyunting bulan dan bintang

aku dalam pangkuanMU (Semarang, 3 /2/12).