Kamis, 08 Maret 2012

puisi sebuah sketsa

di timur aku mengenalmu

saat ini aku mengenal batas
pada rindu, langit runtuh meluruhkan isinya
matahari menari dengan liuk eksotis
di timur, hari menjadi cermin

kala tenggorokan telah kering
riuh rendah debu semakin bergayut
kau di tali sutra, menjinjing jarum waktu
aku melesat, menjaring resah
tepi tepi malam,
menebarkan metamorfosis
dalam bilik kau dan aku

kau menjadi sayap…..
menuju batas, warna jingga kau tengarakan
berselingkuh dengan ranum bulan
selesai sudah hari dalam tirai samar

(Semarang, 8 Maret 2012)

kain biru

terbentang antara dua sisi jantung
celoteh malam tertabur bunga
kalau kau memburu degup jantung
lautan lepas dalam buih merintih aku kayuh
batas pantai masih menorehkan halimun
senyap..
hanya kanvas hati
menuai warna mawar merah dalam kelopak
menjulur menawarkan sketsa biru rindu
pada pualam langit

kau kembali dengan senyum
saat semua layar perahu terbenahi
kau kerlingkan mata
jantungku memunguti  celoteh parau
biola malam
(Semarang, 8 Maret 2012)