Sabtu, 14 April 2012

bila kau sebut rindu


aku ditengah riuh manja bocah berlarian  di tengah padang
pesolek alam dengan bibir gincu menyengat tak aku pedulikan
lengkingan lugu angin yang melesat dari buluh jerami,
di tiup  mulut mungil bocah desa bertelanjang dada
memenuhi empat penjuru padang berbatas cakrawala,
aku berkata rindu, engkau menyelinap  dalam wajah suka
angin padang bereksotis seperti diriku dalam lekuk tubuhmu

kita berdua berburu hari
hingga batas matahri tak menerkam legam kulitku.
aku mengayunkan lengan menyisir  keberuntungan
menjaring debu dan deru jalanan, hingga kering peluh
yang mengsyahwati asa, berselingkuh dengan pipit dan kenari
hingga pagi, kita dalam rindu

 (Semarang, 15 April 21)