Rabu, 13 Juni 2012

kaulah pengantinku





diantara batas batas pantai yang lepas bebas
kau menawarkan madu dalam kelopak mawar jingga
aku mengikat bunga melati, agar kita mampu memiliki prosa
semanis putri  manja bergula asmara
kau menyibak tabir,  akupun tak jera mendengar
celoteh derit batang bambu
di sisi pulau cinta aku berdiri menyisir hari
sedang di batas lain, kau menata bantal dan sajian
gula gula malam dalam tembang bintang gemintang
hingga bulan bersenyum malu,

kau hangat menghias malam
aku petik satu bintang, lantas kau lepas bernyanyi
menepis kabut malam membalut duka lara
kau pengantinku……
akupun sang pangeran dari sisi pulau
lantas malampun mengubah warna biru merindu

jangan kau takut dengan terkaman matahari
atau licinya jalan panjang…
semua telah tergambar di langit

(Semarang, 14 Juni 2012)