Kamis, 14 Februari 2013

Kau yang pergi








saat kau menghilang,
kau sajikan dalam detik yang kau tusuk
dengan tajamnya warna hari,
sebuah episoda datang dan pergi, kau senyum
dalam parau dan rona pipi memerah
menyengatku, merenggangkan tulang igaku

aku hanya bersandar pada perjalanan hari,
tersepih dalam liuk dan tajamnya perjalanan
menembus kabut, awan dan langit berjelaga
entahlah, terbanglah kau bersama angin musim
menuju boulevard indahmu, beranyam anggrek bidadari...
dan hunian para dewa..

kau, aku dan catatan langit
mengisi atap rumbai, alas tanah dan pagar bambu halaman kita
tak sesejuk angin yang kau suka
kencanilah angin padang dalam buaian negeri bunga
(Semarang, 15 Februari 13).