Selasa, 27 November 2012

Saat Bulan Kukekang






Bulan Mengerang

malam benderang..
bulan kutantang..agar tak mengekang..
setiap angan akan merentang...
tak peduli pilu mengerang...
aku akan menjadi pejaka garang..

meski denyut jantung melekang..
terhimpi jaman yang sekeras batu karang..
aku dan kau dalam sayang...

 

Cinta yang Lepas

lepasnya cinta...
ada nadi membara...?
lepasnya cinta..
dada meluka...?
lepasnya cinta

meyayat luka...?
lepasnya cinta...
terbawa angin kembara..?
lepasnya cinta..
tak terbilang merana..?

lepasnya cinta
tak akan kubawa kemana....

 

 Saat Kau Putuskan Aku

tak kuduga...
sang rimbun perdu tak membisiku..
tentang si dia...menggapai jelita malam ini
aku menepi, dari sorot mata garangmu
kupunguti saja..satu satu anganku..


biarlah kelelawar malam menerkamku..

lantas kau tak "ulurkan tangan"

sepi ini miliku sendiri....

namun aku menggurat ceria..

setiap sudut malam..

kini miliku sendiri

hingga mataku terpejam terbawa mimpi..



JAKARTA dua tuju NOV 12

Minggu, 25 November 2012

Puisi untuk Sahabatku





kau pusari wewang bunga..
pada aku yang terpana memandang batas pandangmu
meski kau terdiam bisu
kau rajut untaian kasih, di padang gersang..
atau rerimbunan daunan di penghujan

tak peduli ke arah mana pergantian musim

saat kau menoreh selaksa wejangan...
aku merebahkan kedua sayapku
aku menelantarkan liar hatiku

kini kau tersenyum di hunian istana dewa dewi
bermandi air bunga..mengurai semua amalmu
kau bersemayam dengan lepas dahaga
di telaga air being...
sesejuk tawar senyumu..
biarkan aku dalam benang putih tersambung
dengan karangan bunga cinta kasih
disisiNYA yang Maha Lembut..

kini kau tak disisku..
tapi kau tetap di hatiku
.....
Untuk K.Abdullah Syamsuri...SELAMAT JALAN...

 Semarang, 25 Nov 12

Jumat, 23 November 2012

Gerimis Senja


Kotaku menjadi  kelam...
galau...
jelaga langit memusari atap rumbai ilalang
milik wajah wajah bersendu nestapa
semua terpagut bisu...
bulan terselip di ketiak langit
mentari berkawan bidadari di peraduan...
jalan jalan basah masih melentingkan butir hujan,,
aspal aspal pongah tersenyum merentangkan lobang..

deru asap memekakan telinga,,,
meski dingin menyergap kota ini ,
sanggupkah kau ganti malam ini

dengan adonan bintang gemintang ?
kasihku, hanya melontarkan gambaran hasrat
dengan senyuman seharum daun pandan
suatu isarat dia sanggup menggantikan bulan
menyedu teh hangat..dengan singkong rebus
sepotong gula merah menambah gairah malam

bilik bambu di tengah ladang...
kini tak hambar lagi...berornamen dewa dewi asmara
kau dan aku satu...
meski gerimis terus menyibak

23 nov 12

Sabtu, 10 November 2012

Puisi di Bulan Februari



Gerimis Pagi
kala kita menukikan kata hati
di bibir pagi yang berisi rona cerita
beruntai pekat malam. Hitam tak berjendela
hanya seberkas mimpi rindu

kusambut gerimis pagi
dengan langkah gontai
merapatkan perahu hasratku
merengkuh warna warni dan biru yan ku taktahu
aku di balik kanvas hatimu

kusambut gerimis pagi
untuk satu kata hati
biar kugandeng lagi catatan darimu
agar lebih semarak lagi gerimis menghimpit
agar  pula tiada petir hingar bingar
menodai ayu dan sahaja wajahmu

aku titipkan gerimis ini
biar engkau geluti tak berujung
biar tepianya berkata seru
akhirnya menembus pandang hatiku yang telanjang***

Semarang, Medio Februari dua ribu sembilan

Biola Tua
lantas apa yang harus
aku tawarkan pada angin malam
bila suara parau, menerbangkan burung malam
yang tidak lagi menebarkan
lagu rindu

lalu mau di mana lagi
akan kuletakan hati yang retak tiada berirama
biarlah bangun desah nafasku
meronta mencari jalan, hingga mampu menerpa
batu berdiam tanpa alasan

kugandengkan bait demi bait
biar kentara selaras dengan biolaku
yang lusuh tak berdandan
yang tak lagi mampu membaca
sudut hatimu,

lalu mau berkata apa lagi
biar seribu bahasa engkau simpan dalam keputusasaan
bila tak lagi nyaring maumu
kusimpan saja dalam biola tua
dan kukatakan saja selamat malam

Semarang, Medio Febvruari dua ribu sembilan