Kupatahkan Sayapku sendiri
Biarkan aku terkucil...
membunuh sorot
mata,
membekukan sudut
kamarku,
membelenggu lengan lenganku
aku terbangkan kain hitam tak bertepi
untuk menghalangi mentari,
hingga pagi terbunuh,
cinta anak ingusan tersayat pilu,
semai cinta dalam vas bunga
telah berkali membentur tebing kokoh
dalam lembah penuh manusia durjana
kupatahkan sayapku
dan mengait pada buluh rindu
yang dirajut sang rembulan
(Semarang, 23 Oktober, 2011)
Tetaplah Menjadi
Miliku Apa yang Kupunya
Kau inginkan “bulan berenda emas” ?
di tengah pesta minuman, dengan gelas kaca berelief
negri impian....lantas bajumu bermanik
mutiara tujuh warna...
bukankah itu milikmu sendiri
biarlah ada dalam kantong bajumu
jangan lagi mengerling matamu,
pada diriku yang
galau dan risau
hidup yang kita miliki,
adalah perjalanan menyeberangi benang bertinta hitam
yang kau kaitkan di tengah malam gulita
sehingga langkahku
hanya mampu setengah hati,
Aku adalah ilalang yang kini punya nyali
untuk melepas mawar jingga berduri tajam
yang telah lama menjadi ornamen
baju tidurku.....
(Semarang, 23 Oktober, 2011)