Aku yang kau
lempar...di sudut kota
Seribu
belati menikamku, mencerai...
Hingga
kuraut sendiri
Tajamnya
hari pengganti,
Yang kau
cibirkan
Masih
kokohkah lembut sang mega
Menjadi
pengganti wajahmu
Biarkan aku
terpingit...
Berselingkuh
dengan diriku sendiri
Biar aku
eratkan, mega bersusun
Menuju
langit, menanti terbukanya
Jendela
cakrawala,
Akan aku
pungut batas kota
Kusedu dalam
aroma teh hangat
Secawan kita
berdua
(Semarang, 3
Januari 2012).