Senampan
hidangan makan malam, dengan menu
tergigit
angin malam
dari tebing jaman.
Sementara
otot tubuhku telah terlipat kerasnya
jalanan
hidup, tempat abang becak mengayuh hidup.
Padahal
engkau di puncak “Langen Sari” berteman “Dewi
Supraba,
Gagarmayang,
Tunjungbiru dan Dewi Lenglengmulat”.
Tapi jangan
dulu kau tepiskan sebuah makna
yang telah
kau benahi rapi dalam keranjang berbalut
kain sutra, meski jalan tanah liat menuju untaian pelangi.
Telah basah
oleh geimis pagi “berkuku tajam”
Namun masih
ada sehelai benang kuning dari “Sang Bagaskara”
yang menusuk
celah rumah kita yang tersayat pilu.
Aku dan kau,
kasihku....
Dalam Naungan
yang Maha Perkasa
Bersemayam
di balik tirai tipis, setipis antara
bilik jantung
yang saling
bersebrangan, namun sorot mataNYA menyodorkan
berjuta
tangan lembut untuk meluruskan tulang-belulang kita.
Bila engkau
berhasrat menanam bunga bunga jiwa
Dalam
tetumbuhan “Arcapada”, tempat kau bermandi
keluh
Tersayat
sembilu galau dan risau.
Halaman
rumah kita, biarkan saja menghitung hari
Memburu
setiap detik, menyelingkuhi dirimu dalam cibiran bibir
Bukankah
kita masih memiliki taman bunga
Di rongga
dada, yang kau taburi dengan wewangian
pengantin
baru. Kala angin malam kau jadikan pena untuk
mengambar
sumpah serapah kita.
Luruskan
benang putih hingga ke jendela langit
Sementara
tembang parau kau letakan saja di halaman
rumah gubug
kita, terpungut jaman lantas kau biarkan saja
terpelanting
oleh angin kembara dari “Negeri Prahara”
yang
menguncimu hingga tesengal nafasmu.
Aku masih
memiliki lengan yang kokoh,
Sekedar
mencandamu bersama nyanyi Kenari dan Derkuku
Hingga pagi
nampak elok berdandan gincu bibir.
Janganlah
kau genapi wajahmu dengan ornamen awan gelap
Bila sorot
lampu jalan menyilaukan kedua mata .
Jangan pula
kau cemburu dengan sepatu kaca
Di etalase rumah
berarsitektur romawi
Sementara
bila kau dan aku terhuyung pada tepi langit
Maka akan
aku gunakan seribu sayapku
Agar kau
mampu kuterbangkan ke “Jonggring Saloko”.
Tempat yang
ramah, hingga kita lepas bebas
dan
menggulai hari dengan bumbu yang renyah
Tempat kita
juga mampu menanam ubi dan palawija.
(Semarang,
31 Desember 2011- Di Malam Tahun Baru 2012).