saat kau merebahkan
sebuah benang kelabu membisu
bertaut pada
semu sang wajah bulan
aku
terperangah dan enggan membuka tabir
yang kau
tautkan pada tepi hati
dengan
seribu karang bertabur liuk yang tajam
baru kemarin
kau selipkan ranum bunga
yang
tertanam rapi bermesra dengan kiasan alam
rona kanvas
dalam seribu misteri
telah
mengungkungi penat sendi sendiku
untuk menerbangkan
erotis lampu jalan
hingga
terpingit di beranda rumah kita
engkau
menghujamkan detik waktu
yang berlari
memburu hari- hari bergerigi tajam
kau usung
bersama burung burung camar
melipat dan
mengoyak sisi perahu kita
layar perahu
telah bersulam benang benang
yang
membungkam kering lidahku
Perahu cinta
kita
telah tertanam
di tengah buih kepalsuan
(Semarang, 5
Pebruari 2012)