kala ku tunggu di pohon jambu…senyum
rembulanku
menunggu biru malam, menjadi
tirai hatimu…
kau telah mengikat sari dalam
kelopakmu
sedangkan aku kumbang yang
melipat sayap
kutunggu saat angin padang
bertiup sepoi
aku hadirkan rajutan bunga
jingga bertepi
benang emas…
kau menggodaku dengan alunan
resah
hingga tepi malam mengkaitkan diri
liuk nadi darah yang mendidih
masih ada satu lagi yang kau
tinggalkan
aku yang tersudut dalam birama
jarum waktu
menjaring prosa lakon dalam
Arjuna dan Dewi Supraba
meski hanya mengais di pucuk
pohon jambu’
tapi biarkan bulanku memiliki
malam ini
dengan separo nafasku di bawah
pohon jambu
saat merindu…
dengan seribu buluh cinta .......(Semarang, 27 Februari, 2012)