diantara batas batas pantai yang
lepas bebas
kau menawarkan madu dalam
kelopak mawar jingga
aku mengikat bunga melati, agar
kita mampu memiliki prosa
semanis putri manja bergula asmara
kau menyibak tabir, akupun tak jera mendengar
celoteh derit batang bambu
di sisi pulau cinta aku berdiri
menyisir hari
sedang di batas lain, kau menata
bantal dan sajian
gula gula malam dalam tembang
bintang gemintang
hingga bulan bersenyum malu,
kau hangat menghias malam
aku petik satu bintang, lantas
kau lepas bernyanyi
menepis kabut malam membalut
duka lara
kau pengantinku……
akupun sang pangeran dari sisi
pulau
lantas malampun mengubah warna
biru merindu
jangan kau takut dengan terkaman
matahari
atau licinya jalan panjang…
semua telah tergambar di langit
(Semarang, 14 Juni 2012)