Sabtu, 10 November 2012

Puisi di Bulan Februari



Gerimis Pagi
kala kita menukikan kata hati
di bibir pagi yang berisi rona cerita
beruntai pekat malam. Hitam tak berjendela
hanya seberkas mimpi rindu

kusambut gerimis pagi
dengan langkah gontai
merapatkan perahu hasratku
merengkuh warna warni dan biru yan ku taktahu
aku di balik kanvas hatimu

kusambut gerimis pagi
untuk satu kata hati
biar kugandeng lagi catatan darimu
agar lebih semarak lagi gerimis menghimpit
agar  pula tiada petir hingar bingar
menodai ayu dan sahaja wajahmu

aku titipkan gerimis ini
biar engkau geluti tak berujung
biar tepianya berkata seru
akhirnya menembus pandang hatiku yang telanjang***

Semarang, Medio Februari dua ribu sembilan

Biola Tua
lantas apa yang harus
aku tawarkan pada angin malam
bila suara parau, menerbangkan burung malam
yang tidak lagi menebarkan
lagu rindu

lalu mau di mana lagi
akan kuletakan hati yang retak tiada berirama
biarlah bangun desah nafasku
meronta mencari jalan, hingga mampu menerpa
batu berdiam tanpa alasan

kugandengkan bait demi bait
biar kentara selaras dengan biolaku
yang lusuh tak berdandan
yang tak lagi mampu membaca
sudut hatimu,

lalu mau berkata apa lagi
biar seribu bahasa engkau simpan dalam keputusasaan
bila tak lagi nyaring maumu
kusimpan saja dalam biola tua
dan kukatakan saja selamat malam

Semarang, Medio Febvruari dua ribu sembilan


Jumat, 26 Oktober 2012

Hari Hari Rindu di FBku


Hari ini....

Hari ini aku menuai  seberkas hari....
Saat hari  berkulum mentari jingga
Perdu bersorak menyambt angin dan gerimis...
Hatimu ikut serta aku jenguk dengan ikatan  
Dewa dewi asmara, seperti anak kecil berlarian
Saat buih putih ombak di pantai menerkam kaki kita berdua,

Kita dalam deru detik waktu yang menggigit
Suka duka adalah ikatan hati kita, sebagai manusia
Tidak pernah kau mengikat sisi langit dengan
benang emas,berlukis kawanan mega menari....
Seperti wanita perlente putri negeri boneka
Aku mengajakmu  lebih rapi memagari rumah kita
Meski dengan  beluntas dan Kembang Sepatu...

Atap rumbai  ilalang rumah kita....menjadi saksi
Meski tak banyak cerita kita miliki
Meski tak banyak intan berlian merapatkan dinding bambu...
Aku hanya milik sang kodrat  meniti perjalanan waktu
Haru debu yang bisu sesekali menghadang kita
Namun semburat awan jingga di cakrawala barat
Tetap memberi selaksa bait nyanyi rindu

Aku bukan sang presiden.....
Aku bukan pemilik rumah loji.....
Aku bukan saudagar kaya, penebar inta berlian.aku hanya
butir debu dalam pusaran bumi menebas waktu
aku tidak memiliki gambaran ternukil di hati dengan
lukisan seribu warna atau syair seribu pujangga
aku hanya menorehkan bilah hati,untuk mengajakmu
menggoreskan seribu warna warni dalam lukisan langit
bertepi warna biru...dalam sayatan warna emas

kepada Sang Penebar Kasih mari kita kunjungi
dalam tangan tengadah di atas kain sajadah
mengharap lebih banyak curahan kasih sayang..
sehingga jendelalangit terbuka, kita mampu mendekatNYA
tolonglah kami berdua...TUHANKU

Semarang 27 Oktober 2012.



Reuni di fb

di fb, aku ketemu teman kuliahku...
sekarang sudah pada kelihatan ubanan dan keriput...
padahal waktu...kuliah dulu seperti anak kecil..
bermain ceria ke sana kemari...
benar benar hidup ini indah...saat itu

tapi inilah waktu..30 tahun rasanya baru kemarin sore
sayangnya tak ada yang mampu menembalikan detik...
inilah hidup, sekejap..akan rugi ila tanpa makna
akupun tak mau punya hasrat ingin hidup abadi
fb cukup bagiku untuk menyambung rasa
dengan sokib sokibku terdahulu

oh cepatbya waktu berlalu


 saat....
bisu....
mengapa tak kau kuliti saja,,,
seribu batas..memusari kau sendiri,,,
malampun tak mau menjadi cemin
malah menolehkan wajahnya...
melempar semuanya ke dalam
ikatan yang tak mampu kau rengkuh

aku sodorkan senampan warna warni bunga
dan penganan gula gula bergurat cinta...
meskikah kau sendiri yang mereguknya...
aku sendiri dalam mata terpejam
kau tak begitu saja
berderai senyum melewati padang hijau
bersemi seribu hasrat....



puisi TEGALAN.....

janjine sampeyan wis kintir Kali Ketiwon...?
mulane warnane langit PAI wis katon mrengut...
nalikane sampeyan wis ngucap sewu janji
aku wis kaya Pangeran Henry , sampeyan kaya Kate Midlleton
manggon dan gedung loji VOC
dijaga prajurit patang puluhan

numpak kereta kencana ditarik jaran putih...
wolu cacahe..anane mung mesem..
nganti kepodang,nuri, kutilang pada tetembangan
ngenteni warna lesung pipimu sing bang gincu
sabanjure sameyan ngajak aku mlaku mlaku...
sadawene dalan Dendeles...

ora peduli udan riwis riwis...
ora peduli angin kumbang semripit nggawa adem
nyokot balung igaku
sampeyan kaya noni noli landa.ayune ngungkuli wuan
tanggal lima las, lintang ora ana sing kemedep

banjur kabeh kembang kembang Kota Tegal,
pada mekar warna merah,kelopak jingga
mung pada kesemsem karo ayune sampeyan
aku mung cekelan apa jarene kodrat Sing Kuasa
mung bisa dedonga,karo kidung asmarandana
kaya Arjuna ngrayu Dewi Dersonolo,

nanging saiki embuh ana ngendi..
apa kabur kanginan kegawa angin barat..
apa dicaplok Buta Ijo sing gandrung kasmaran karo sampeyan
apa pancen sliramu kepencut karo Raden Arjuna
sing banguse ,ngluwihi pangangen angen sampeyan
endi omah loji sing temboke marmer...
endi taman bunga Bougenvile sing dijanjiakken sampeyan
wis aku mung bisa pasrah.....



Jumat, 12 Oktober 2012

Tak Harus Bersedih


Weekend....

aku ceria, menggayut langit...
meski senja menawarkan semburat awan..
jingga...kusimpan saja dalam baju hangatku...
aku memang jalang...
aku memang menyimpan hari petulanganku...
tapi di kelopak mawar merahmu, aku hinggap...
tak peduli atmosfer menawan seribu prahara...
tak peduli, bumi bertingkah sang penantang
aku lepas..tiada ikatan...
sampai nanti aku menyunting rembulan

Saat Wekend ......Sabtu 13 Okta 12


Tawakal....

kadang kita tersentuh angin pagi...
kadang terhembus angin kemarau yang menggigit kulit...
mungkin pernah pula terhempas badai...
adakah kita pernah terpental puting beliung..
semuanya mungkin bisa menerpa kita...
maka peganglah kuat kuat kedua tanganmu pada Tawakal...

Rahmat.....

Uh...wis rupek/kemrungsung tenan..
kabeh kabeh ditakar nganggo duwit...
tambah mrosot kepedulian sesama...
pungkasane manungso wedi mlarat
lan wedi dinyek tonggo teparo...
sejetine donya mung kanggo sahajate...
sisa urip sing ono, mung kanggo manembah
marang Hyang Kang Kuoso...
ora bakal kroso mlarat lan kurang
piyayi sing jroning manah

ngagem Sandangan Tawakal
mugi 2 kulo panjenengan pikantuk

Minggu, 30 September 2012

Puisi Rindu di FB-Ku




Kemarau...
Kemarau panjang...
tenggorokan terasa kering...
dahaga tiada henti...
matahari tegak lurus di kepala kita....
angin kemarau..
turut memberi hidangan...
dengan nyanyianya
yang menggigit sendi tulang...

debu menyongsong kita..
memberi pesan..agar kita tengok hati ini...
adakah debu hitam..
yang menyumbat jiwa kita
untuk menautkan benang putih...
padaNYA di langit tujuh....

dariNYA awan akan membasahi
Anggrek Bulan kita...yang kita simpan
rapat rapat dalam dinding hidup...
kemarauku janganlah kau seganas
Raksasa binal. pemansgsa kita semua

Di Bawah Panas Menyengat KOTA SEMARANG, 29 Sept 2012...

Pacar
Sering sang pacar, sendu merayu...
renyah senyumnya...
tak jarang sekeras batu karang..
sekali sekali selembut sutera...
sedingin es...
sepahit empedu..
sebinal kuda sembrani
setajam belati...
seringan biji ilalang..
secantik Kate Midleton

Pernahkah secantik Mak Lampir..?
tanyalah pada rumputnya mas Ebiet....





Indonesiaku..

bukan dalam belulang para pahlawan
tiada kau pernah tersepih dalam gugusan pulau...
kau berdandan Archipelago...
dari Toba...hingga Jaya Wijaya...
aku rindu Nyanyian Pulau Kelapamu...
untk penghantar tidur siangku...
terbukti VOC dan Dai Nippon ..
berpaling dalam langkah seribu...
kau sekarang...berpagar kepalan tangan
dan perhelatan besar koruptor
yang lenggang tak punya malu..

beriaslah, menjadi perjaka tampan..
bersanding dengan dara ayu...

kau tetap Indonesiaku....


rindu dalm huruf U

Ku rindu...
agar tertepis sembilu...
telah sampai beribu..
kabar dari angin, berlidah kelu
tak seberkaspun menyatu...
hari hari berkelebat berlalu...
aku dalam satu...
untuk bayangmu agar padu...
sendi dan tulangku kaku..
tapi kau malah berlalu..
.....

Abadi.....

kusejukan hati ini...
dengan air kembang...yang kau rangkai
dalam salam candamu....
karena hari hari kita terlipat...
jangan kau petik lembaran dusta..
hanya akan membarakan petir dan api...
di dalamnya kau tertunduk lesu..

biarkan gaun birumu..
menjemput hari, saat pagar halaman
diirimbuni Anyelir...dan Bougenvil
berwarna anggun...
tanda kau tepis saja , kesah dan resah
kita dalam nyanyian dewa dewa
penghuni bilik kita...



kemarau...kemarau...kemarau...
Kemarau panjang...
tenggorokan terasa kering...
dahaga tiada henti...
matahari tegak lurus di kepala kita....

angin kemarau..
turut memberi hidangan...
dengan nyanyianya
yang menggigit sendi tulang...
debu menyongsong kita..
memberi pesan..agar kita tengok hati ini...
adakah debu hitam..
yang menyumbat jiwa kita
untuk menautkan benang putih...
padaNYA di langit tujuh....

dariNYA awan akan membasahi
Anggrek Bulan kita...yang kita simpan
rapat rapat dalam dinding hidup...
kemarauku janganlah kau seganas
Raksasa binal. pemansgsa kita semua

Di Bawah Panas Menyengat KOTA SEMARANG, 29 Sept 2012..

Rakus....

heran...
mengapa manusia berlomba menelan...
pncak Himalaya dan Singasana Indraloka...
bermandi basuhan bidadari...
ataukah karena Dajjal bermata juling..
dan bermuka durjana menghembus
setiap simpul saraf manusia rakus..

heran..
mengapa titian Ilahi menjadi lengang..
sepi dari tangen bergandeng, bahu merapat...
dan belaian rambut untuk si miskin
atau karena mereka yang pongah...
bertabur lampu dan sorot jalanan
penuh anyir dan atmosfer busuk
telah menelan mentah mentah kita semua...

heran....seribu pertanyaan
memenuhi dinding jantung....

Semarang, 1 Oktober 2012