Rabu, 14 Maret 2012

Biru Rindumu


bila kau beruntai biru rindu, istriku !,
kejarlah awan putih  dalam bentang  cemerlang
berilah mereka wewangi dalam benakmu
agar bertaut pada rentang jarum detik  lepas bebas,
aku memberimu, eksotis  fajar
langit biru kau gambar dalam  celoteh syair
cinta remaja, saling menaut janji
hingga mentaripun menyisir rambut sinarnya

bila kau menyirat puisi duka, istriku !
jangan tutup tirai hati, tempat kau bergincu bibir
sawah ladang dipenuhi air sungai hitam kelam
hingga batang padi meradangkan sendu,
kau jangan membuang wajah
dalam padang kering kerontang

bila kau bahagia, bersama bunga bunga
hadapkan kelopak penuh guratan “tawakal”
pada mahkota di atas puncak gunung gunung
meski kau samar memandangnya
tebarkan sari dalam putikmu,
kibaskan angin  penuh suka cita,
hingga hinggap di rumpun rerumputan

kita hanya milik nafas kita sendiri, istriku !
meski hanya kau yang mengusung rinduku
akupun dalam rindu, saat  semua terbungkam bisu
akupun menulsikan dalm kanvas
yang telah kau simpan
di tengah hari-hari lusuh

Semarang, 15 Maret 2012