kejarlah
awan putih dalam bentang cemerlang
berilah
mereka wewangi dalam benakmu
agar bertaut
pada rentang jarum detik lepas bebas,
aku
memberimu, eksotis fajar
langit biru
kau gambar dalam celoteh syair
cinta
remaja, saling menaut janji
hingga
mentaripun menyisir rambut sinarnya
bila kau
menyirat puisi duka, istriku !
jangan tutup
tirai hati, tempat kau bergincu bibir
sawah ladang
dipenuhi air sungai hitam kelam
hingga
batang padi meradangkan sendu,
kau jangan
membuang wajah
dalam padang
kering kerontang
bila kau
bahagia, bersama bunga bunga
hadapkan
kelopak penuh guratan “tawakal”
pada mahkota
di atas puncak gunung gunung
meski kau
samar memandangnya
tebarkan
sari dalam putikmu,
kibaskan
angin penuh suka cita,
hingga
hinggap di rumpun rerumputan
kita hanya
milik nafas kita sendiri, istriku !
meski hanya
kau yang mengusung rinduku
akupun dalam
rindu, saat semua terbungkam bisu
akupun
menulsikan dalm kanvas
yang telah
kau simpan
di tengah hari-hari
lusuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar