Minggu, 06 Januari 2013

Berilah Aku Sebuah Kisah










berilah aku sepotong kata,
tak kan jera aku mendengarkan,  bukan tentang jeruji besi
rumah ratap dan tangis para koruptor
bukan pula tentang haru biru meyesak dada dan debu debu liar
yang memburu nasibnya sendiri di ketiak beluntas
atau keluh kesah sang buruh yang tiada nyenyak tidurnya
dihimpit rumah papanya yang melekang
terpingit tajamnya taring kehidupan.

Berilah aku celoteh satu bait kisah
tentang rumah sederhana berpagar daun pandan
di halaman meliuk tanaman jagung merapatkan angin kemarau
atau dendang ria embun pagi bermanja kuning sinar mentari
kau disana menuai harap, akupun melegam kedua bahu
tanpa sak wasangka hujat atau seteru,  layaknya mereka
yang dijalan bergumul kata hatinya sendiri

Berilah aku  sebuah kisah
bukan rumah kardus untuk menitipkan hidup
di sisi rel tergilas roda besi menyentak di siang hari bolong
dari saudaraku yang terbawa angin hidup tak bermata hati
seribu kisah tentang tidur panjang sang penganten baru
telah tertutup rapat terbungkam gerigi tajam
dari perguliran siang malam tak menyisa setetes air mata
meski lengkung kedua pipi telah kusam dan kering

tinggalah hidup yang kini harus
kita jinjing dalam keranjang tak pasti
memburu detik dan cakrawalasenja




Kamis, 20 Desember 2012

Dalam Kelambu Biru


dalam kelambu biru,hening di tengah malam
sang bidadari menari menyibakan selendang  warna cerah
lautan berhunian naga naga suci menyentakan ....
lunglai sederetan sendi sang  pemilik malam

dalamhening dan ricuhnya gulita malam
selendang bidadari menukikan sejarah...
tentang lembah dan ngarai
tentang biduk yang diterjang ombak....
tentang peredaran matahari dan bulan

sang naga berteriak nyaring,
“adakah kau telah sigap menjemput harimu ?”
sang pemilik malam,  menaikan kedua bahunya..

“hari harimu telah tajamdi tepian geriginya...! “ kembali sang naga berteriak
akulah tiada lebih seorang manusia,
“dalam legam dan penat bahuku, kau sang naga tidak pernah mampu lepas
dari taman bunga di kahyangan,  kau akan menggeliat  hingga merapat semua tulang belulangmu “ sang pemilik malam segera meluruhkan teriak nyaring sang naga

sang naga muncul dari telaga,untuk  menggapai pusaran bumi

sang pemilik malam
melabuhkan biduknya...
sepi...
sang fajar bergayut di cakrawala hening.....

Minggu, 16 Desember 2012

Mendung dan Hujan

Hujan

hujan kau datang lagi...
menjenguk hari..meski hanya selintas
bagaikan genderang perang...ku mengusung harap
aku terperangkap, tak juga kau bawa kabar
tentang dia..

apakah kau pingit dalam telagamu ?
yang kau tebari awan hitam, pekat menakutkan

hujan....
kau pergi...aku buru dengan sejuta sayap
bersama kawanan merpati menebas awan
entah di sisi langit mana kau memingitnya
aku dalam biru rindu...

hujan bawakan dia di taman bungaku
jangan kau sertakan badai dan prahara
aku bagai pemilik Indraloka...menantikan bidadari
yang kau hempaskan dalam nyanyi benci

hujan sampaikan rinduku....

mendung

kembali serambi langit bertirai hitam pekat
gulungan awan pekat...menikam buku harianku
tak sedikitaku berniat menutupnya..
karena sehalaman penuh tertoreh kau di sana
di batas langit,.....

di tengah gulungan awan hitam..
di ngarai berlantai melati dan kenanga....
di boulevard bersama sang arjuna....

aku tertawan dalam tembang parau
berujung gerigi tajam yang kau sedu dengan senyumanmu
berilah kabar meski hanya dengan kepak merpati

bersama hujan...untuk sebuah salam canda
aku dalam benang rindu
hujanmu.menyelinapkan aku dalam gubug kecilku
sepi..tanpamu....

harap...

mendung...
di sisimu aku menunggu..
mungkin sepercik air..
akan melentingkan aku..
bersapa catatan langit


tentang haru biru...
tentang meradangnya antung hati...
aku dan si dia ..
dalam pekat, berselingkuh tepi langit

menunggu benang hidup
secerah tujuh warna pelangi

di tengah mendung...
aku dan dia
menyemai harap

(Semarang,17  Desember 2012)

Selasa, 27 November 2012

Saat Bulan Kukekang






Bulan Mengerang

malam benderang..
bulan kutantang..agar tak mengekang..
setiap angan akan merentang...
tak peduli pilu mengerang...
aku akan menjadi pejaka garang..

meski denyut jantung melekang..
terhimpi jaman yang sekeras batu karang..
aku dan kau dalam sayang...

 

Cinta yang Lepas

lepasnya cinta...
ada nadi membara...?
lepasnya cinta..
dada meluka...?
lepasnya cinta

meyayat luka...?
lepasnya cinta...
terbawa angin kembara..?
lepasnya cinta..
tak terbilang merana..?

lepasnya cinta
tak akan kubawa kemana....

 

 Saat Kau Putuskan Aku

tak kuduga...
sang rimbun perdu tak membisiku..
tentang si dia...menggapai jelita malam ini
aku menepi, dari sorot mata garangmu
kupunguti saja..satu satu anganku..


biarlah kelelawar malam menerkamku..

lantas kau tak "ulurkan tangan"

sepi ini miliku sendiri....

namun aku menggurat ceria..

setiap sudut malam..

kini miliku sendiri

hingga mataku terpejam terbawa mimpi..



JAKARTA dua tuju NOV 12

Minggu, 25 November 2012

Puisi untuk Sahabatku





kau pusari wewang bunga..
pada aku yang terpana memandang batas pandangmu
meski kau terdiam bisu
kau rajut untaian kasih, di padang gersang..
atau rerimbunan daunan di penghujan

tak peduli ke arah mana pergantian musim

saat kau menoreh selaksa wejangan...
aku merebahkan kedua sayapku
aku menelantarkan liar hatiku

kini kau tersenyum di hunian istana dewa dewi
bermandi air bunga..mengurai semua amalmu
kau bersemayam dengan lepas dahaga
di telaga air being...
sesejuk tawar senyumu..
biarkan aku dalam benang putih tersambung
dengan karangan bunga cinta kasih
disisiNYA yang Maha Lembut..

kini kau tak disisku..
tapi kau tetap di hatiku
.....
Untuk K.Abdullah Syamsuri...SELAMAT JALAN...

 Semarang, 25 Nov 12