aku bagai kumbang jalang
tak mengenal janji
atau lagu rindu,
aku melupakan hari
warna sayap kupu-kupu
biru beruntai merah
dalam seduhan
menyudutkanku
aku mengepakan sayap
menerjangkan detak jantung
mencari kebun bunga
agar daraku mendidih
melentingkan kedua kakiku
menggapai kelopak
bersari bibir gincu
kuulurkan benang
agar engkau
mampu berteriak lantang
mengggurkan daun akasia
menerbangkan debu
pada tepi pelangi
bersusun gairah hatimu
enyahlah kau
nyanyian getir mengubur makna
karena aku yang member arti
tentang rajutan hidup
dalam kidung asmara
bersama kau di pualam malam
(Semarang, 13 Maret 2012)
ingkar
aku dalam penat
memilih jalanku
kau masih menuai angan
aku hanya tergolek lesu
sudahkah kau warnai
atau kau benahi
saat kau gambar langit
bermanikam getir
(Semarang, 13 Maret 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar