berilah aku seberkas sinar,
Tuhanku…
agar lebih kentara perjalanan
hati memunguti
sisa jarum detik. Agar riuh di
gugusan awan
menjadi terbinasa, diam membisu.
dalam dengus nafasku satu per satu
Kau ikut serta, membimbing arah
biduk
aku terkoyak di tengah garis
bujur
jauh dari pantai, seloroh buih
buih putih
melambungkanku mencumbu awan
hitam
hingga telah habis peluhku,
berteman kesah
dalam batas kamar bertirai putih
aku ulurkan satu rajutan, agar
Kau terima
dan mengisi seluruh denyut
nadiku
akau tak akan bimbang lagi
hingga tebing dan lembah aku
jangkau
dengan wajahku yang terlindingi
air suciMu.
Tuhanku, aku dalam lorong yang
sunyi
dalam bara api yang tak
menyisakan apa apa
hanya hati berdegup keras…
janganlah kau menjauh, Tuhanku !
telah penat tubuh ini meremda
hari
melambung bersama angin
perguliran musim
aku buka istana di balik
cakrawala
bersama kekasihku,bagian jiwaku
jangan kau tinggalkan aku, Tuhanku!....(Semarang,
27 Mei 12)
Melati
aku kabarkan pada guguran daun kering
pada hijau rumput, lengkingan
suara ombak, kutilang
di pagi hari.
bersama melatiku aku bertanam
nasib
meruntuhkan ragu dan
mengencangkan lengan
sang melati tiada pernah
menggugurkan
kering hasrat, meski kemarau
menerkamnya
Tuhan, jagalah melatiku....(Semarang,
27 Mei 12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar