Kamis, 05 Agustus 2021

Rindu

Dalam keranjang hati bersulam benang emas..
 aku simpan saja rindu yang merontang meski mengalir deras sepanjang dinding nadi darahku.. 
dalam rindu, aku sisihkan apa yang harus tersimpan dalam kerah bajuku sendiri.

 Dalam rindu, aku menjadi pengecut yang lari dari tumpukan memori 
aku belenggukan pada kawanan pipit, terbang menyapa awan untuk rindumu yang sebatas kain tipis, namun bersorot pandang tajam , aku tertikam pilu dan kelu 
Untuk rindumu, 
kau sendiri yang menusukan pada kawanan ilalang tajam menyayat angin pagi, terha
mbur pada prosa dinding jantungku lantas kau kemasi hari tersembunyi dalam bilik yang pengap tak ada lagi untuku tawa sutra biru merayu... 
saat pagi berkulum senyum kau menghardiknya Untuk rinduku.... 
 aku adukan pada Akasia yang menyerpih daun daunya saat kemarau memberinya sisi tajam panasnya namun kau hanyut, 
melibas dan melentingkan hidangan yang aku sodorkan
 demi sebuah hari panjang, berteman sejuta dewa dewi menuai dan padi yang menggerutukan jalan panjang tak berarah angin...
dalam dinding senyumu aku tersungkur Rindumu.. masihkan wewangi setelah terbasuh sejuta kembang ? atau hanya kering beluntas yang menggambar biarkan aku maki diriku sendiri melesat bagai anak panah
 menawan hari hariku sendiri, sepi...... 

 Semarang, 2 Agustus 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar